Assalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh
Minggu yang begitu terik itu terasa kelam bagiku. Perjalanan selama kurang lebih empat jam ke Lahat, bagiku merupakan perjalanan terpahit yang pernah aku rasakan selama hidupku. Cermin yang begitu bermanfaat bagiku, saat itu membuatku benci dengannya. Ia menunjukkan tangis wajah salah seorang yang sangat aku cintai, ibuku, ibu kita.
Ibu dan aku saat itu dalam perjalanan pulang ke Lahat dari Indralaya, tempat kosan kakakku yang saat itu aku tak tahu dia dimana. Aku tak tahu kabarnya apa dan apa yang ia rasakan. Aku merasa kesal yang sangat saat itu dengan dirinya. Tangis ibuku yang diperlihatkan cermin itu, entah kenapa membuatku tak tahan menahan kesedihan yang kemudian membuatku ikut menangis. Tapi bersyukur saat itu, ku rasakan Allah memberikan bisikan kepadaku. Hati yang sedih itupun bertekad untuk tidak membuat ibuku menangis yang kedua kalinya karena kegagalan anaknya.
Lewatmu aku berubah. Kondisi itu membuat dirimu begitu berguna bagiku. Tekad itu seolah menjadi motivasi besar bagiku untuk meraih kesuksesan sebagai seorang siswa. Beasiswa kemitraan ITB yang kudapat saat itu kemudian kupersembahkan untuk Allah, untukmu, untuk ibuku, dan untuk keluargaku yang merasakan sakit atas kegagalanmu.
Kakak kini, kondisi ku sebagai seorang akademisi sedang kritis. Tapi kali ini di hari ulang tahunmu kutekadkan kembali tekadku yang dulu, kutekadkan untuk memperbaiki itu, jauh dan jauh lebih baik dari saat ini. Aku takkan pernah tahan untuk melihat ibuku menangis lagi karena kegagalan anaknya. Aku harap kita, aku dan engkau, selalu bisa menjadi lebih baik sebagai seorang makhluk.
Selamat Milad kakak. Maaf telat.^_^
Selamat Milad Yuk Shinta. Semoga menjadi lebih baik. Aku tau potensimu dan aku harap kau kembangkan. Aku yakin kau bisa.
Wassalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh
hiks..
jadi malu sama diri sendiri
belom bisa jadi adek yang baik buat kakak2 ane..